Sistem Pencernaan pada Ruminansia
Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan (herbivora). Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia. Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua fase. Fase pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan masih dalam tekstur yang kasar. Selanjutnya makanan akan disimpan di dalam rumen lambung. Fase kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi.
Terdapat 5 organ pencernaan pada hewan ruminansia yang berperan dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Organ-organ tersebut saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem pencernaan.
Gambar 2. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
Mekanisme proses pencernaan ruminansia secara berurutan sebagai berikut :
1. Pada awalnya, makanan dicerna secara mekanis oleh mulut. Dari mulut melewati kerongkongan (esofagus), makanan masuk ke dalam rumen yang merupakan tempat penyimpanan sementara.
2. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri anaerob dan protozoa tertentu. Dari rumen, makanan diteruskan ke retikulum.
3. Di dalam retikulum, makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar disebut lobus.
4. Pada saat hewan istirahat, bolus tersebut akan dimuntahkan kembali ke dalam mulut untuk dikunyah kembali.
5. Dari mulut, makanan yang sudah halus ditelan kembali menuju omasum. Di omasum, makanan di campur dengan enzim, selanjutnya ke abomasum.
6. Di abomasum masih terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzim selulase. Selulosa diubah menjadi asam lemak dan menghasilkan biogas berupa metana (CH4). Namun, di abomasum pH sangat rendah (asam), sehingga bakteri akan mati. Bakteri yang mati tersebut dicerna dan menjadi sumber protein, sehingga ruminansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.
7. Dari abomasum makanan menuju usus halus ke usus halus. Di usus halus, asam lambung dinetralisis, makanan bercampur dengan enzim-enzim yang berasal dari hati dan pankreas sehingga karbohidrat, protein, lemak dan vitaman, akan mudah dicerna dan diserap. Penyerapan zat-zat makanan sebagian besar terjadi di duodenum melalui vili (jonjot usus).
8. Makanan yang tidak dapat dicerna, masuk ke dalam sekum (usus buntu) dan difermentasikan oleh bakteri.
9. Sisa-sisa pencernaan menuju ke usus besar, selanjutnya dibuang melalui anus. Sebagian bakteri kemungkinan terbawa keluar bersama feses, sehingga bahan organik dalam feses akan diuraikan dan menghasilkan gas CH4 (biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi allternatif).
Komentar
Posting Komentar